KEKUATAN WANITA
MENYAMBUT HARI KARTINI, 21 April 2010
To All Women in the World
Khususnya My Mom and My Wife
(ini bukan puisi lho...)
(Tapi akan lebih enak, kalau sambil mendengarkan lagu "To All the Girls I Loved before" pada link di paling bawah)
Kekuatan seorang Wanita adalah….
(Ini menurut pengalaman pribadi saya lho, jadi tidak usah diperdebatkan…)
Bukan terletak pada Kariernya, Jabatannya, Profesinya
Bukan pada kekuasaannya, Pendidikannya, Gelar2nya
Bukan pula terletak ketika dia menjadi Polisi, Tentara, Atlet, dll
Akan tetapi, Kekuatan Seorang wanita,
adalah ketika ia menjadi Seorang istri….
Dan menjadi seorang Ibu…
Ketika dia Menjadi Seorang Istri
Ketika dia “melepaskan” Keluarga yang sudah membesarkannya
Ketika dia “melepaskan” teman-temannya, sahabat-sahabatnya
Ketika dia “melepaskan” para mantan kekasihnya
Ketika dia “melepaskan” kariernya, posisinya, Jabatannya
Ketika dia “melepaskan” Hal-hal yang dulu disukainya
Malah memilih untuk melakukan pekerjaan rumah tangga
Mencuci baju dan menyeterika
Mengelap dan membersihkan perabotan
Menyapu dan mengepel lantai
Mengosek WC, dan lain-lain
Membuat tangannya yang halus lentik menjadi agak kasar dan berkuku pendek
Belajar memasak, yang kadang baru dilakukan seumur hidupnya
Ketika dengan sabar, “Makan hati” melihat kemalasan suaminya
Ketika dengan sabar, berusaha memahami mertua, walaupun benci setengah mati
Hanya untuk bersama suaminya
Membangun Keluarga Baru yang Mandiri
Ketika dia menjadi Seorang Ibu
Ketika bersusah payah untuk hamil
Ketika berbahagia mengetahui dirinya hamil
Ketika mulai mengalami mual dan “morning sickness”
Ketika memaksakan minum susu, walaupun tidak suka
Menjaga pikiran dan perkataanya, biar tidak “kualat”
Ketika kakinya mulai bengkak, bahkan Varises
Ketika Wajahnya mulai berjerawat dan hidungnya membesar
Ketika tubuhnya mulai membengkak dan susah bergerak
Ketika bersusah-payah mengandung bayinya selama 9 bulan lebih
Akan tetapi dia tetap berusaha melakukan pekerjaan rumah tangga
Bahkan tetap “melayani” suaminya yang tak tahu diri...
Ketika mempersiapkan segala sesuatunya untuk kelahiran sang bayi
Baju, botol susu, ranjang, bedongan, peralatan mandi, kamarnya, dll
Ketika Ketakutan waktu mau melahirkan karena mau dioperasi Cesar
Ketika kedinginan sampai giginya gemeletuk karena ketakutan mau dioperasi
Ketika berusaha bangun secepatnya, sambil menahan sakit karena luka bekas operasi
Ketika berusaha memerah susu dan menyusui sampai sakit, karena keluar susunya sedikit
Bahkan sampai puting susunya lecet dan berdarah
Ketika kurang tidur, karena selalu bangun tengah malam untuk menyusui
Maupun untuk membersihkan tahi dan kencing waktu mengganti popok
Ketika tetap menggendong bayi sampai tidur walaupun dirinya sendiri lelah karena kurang tidur
Ketika bersusah payah memberikan makanan yang bergizi dan susu yang mahal
Ketika menghemat uang belanja pribadi, untuk kebutuhan keluarga
Ketika dengan sabar, mengajarkan anak berjalan, mengajak main, menggendong anak kemana-mana
Mengantarkan anak sekolah
Mencarikan dan membelikan mainan untuk anak
Semua dilakukan untuk keluarga
Bahkan sampai melupakan diri sendiri
Dan ketika anak-anaknya sudah besar
Dia harus melepaskan mereka
Agar mereka bisa berkembang dan berkeluarga sendiri
Dan diapun kembali kepada suaminya
Yang sudah mulai tua, buncit dan membotak
Hanya untuk setia sampai mati
Dalam susah maupun senang, kaya maupun miskin
Sehat maupun sakit, waras maupun gila
Sampai Maut memisahkan mereka
Boys will always be boys, karena mereka tidak pernah mengandung dan menjadi Ibu
But a Girl wil become a Wife, and a Mother...!
That’s why my friends, Hormati dan Hargailah para Wanita
Karena tanpa mereka, tidak ada satupun Manusia yang dilahirkan!
Bagi Ibuku dan Istriku
I Love You Full…!!!
(CI = Certified Instructor)
setuju.............. i love my mom so much
ReplyDeleteIni pemikiran abad ke 10.. kuno Oom!
ReplyDeleteBoleh saja bagi pengalaman pribadi tapi
jangan kaitkan dengan RA Kartini sebab
beliau itu adalah pahlawan dari masyarakat
semua.
Stereotype macam tulisan anda ini adalah
a disgrace terhadap wanita dan umat manusia
semua. Kartini memperjuangkan pemikiran dan
peran wanita dalam turut menentukan masa
depan umat manusia.
KIta memperingati Hari kartini karena pemikiran-
pemikiran beliau sudah banyak menjadi kenyataan
dan akan dikembangkan terus.
BUT, now you are trying to tell the women who they
are and what to do.... persis laki-laki pada masa
abad pertengahan, masa penjajahan,... Masa
Lampau!
Boss...
ReplyDeleteMohon maaf...
Supaya Boss ndak salah tanggap...
Mbacanya tolong pelang-pelan.....
kata per kata,
Kalimat per kalimat...
diresapi dan dibayangkan dulu....
jangan pake Pikiran dan Ego sendiri
nanti yang muncul adalah pemikiran Boss sendiri
Sehingga tidak bisa menangkap maksud saya dengan baik
Bacalah dengan HATI,
Bukan dengan Ego Pikiran Boss sendiri...
Selamat membaca lagi....
:D
Nggak perlu baca lagi Oom
ReplyDeleteSebab sudah jelas bagiku.
Boleh jadi maksud hati Oom baik
tapi yang keluar adalah cara-cara
menghipnotis wanita untuk bangga
sekedar jadi subordinate laki-laki,
mesin produksi/perawat anak,
dan menjadi pengosek WC....
Saranku sebelum menulis mengenai
RA Kartini, baca buku beliau baik-baik.
Sebab keberatanku adalah soal pengaitan
Ibu Kartini tsb.
Kalau soal Oom mau menulis pengalaman
hidup ibu dan istri sendiri sih aku gak bakalan
akan komentar.
Sekian dulu and Teng Kyu
ER
Nha, tuuh ketahuan khan,
ReplyDeleteKalo mbacanya keburu-buru?
:D
Khan sudah saya TULIS:
"MENYAMBUT HARI KARTINI, 21 April 2010
To All Women in the World
Khususnya My Mom and My Wife
(ini bukan puisi lho...)
(Tapi akan lebih enak, kalau sambil mendengarkan lagu "To All the Girls I Loved before" pada link di paling bawah)
Kekuatan seorang Wanita adalah….
(Ini menurut pengalaman pribadi saya lho, jadi tidak usah diperdebatkan…) "
JADI:
Saya memang tidak menulis mengenai RA Kartini
Saya juga tidak mengaitkan dengan Perjuangan Ibu Kartini
Cuma saya menulis tentang Pengalaman Hidup istri dan Ibu saya sendiri
Hanya pengeluaran Tulisan ini bertepatan dengan HARI peringatan Ibu kita Kartini
Makanya saya hanya bilang "Menyambut Hari Kartini"
(Tidak ada hubungan dengan perjuangan Ibu kita Kartini)
makanya saya sudah menulis "DISCLAIMER" di awal tulisan
"Kekuatan seorang Wanita adalah….
(Ini menurut pengalaman pribadi saya lho, jadi tidak usah diperdebatkan…) "
(Sayang di Multiply, tidak bisa bikin Bold dan Underline)
Tolong dibaca lagi yach Boss...
semua kata dan kalimat
jangan sampai salah membaca
atau ada bagian yang terlewat
Soalnya dari RATUSAN or RIBUAN orang yang membaca tulisan saya
Cuma Boss yang Komentarnya "aneh" begini...
(dan dari laki-laki lagi!)
Sedikit pertanyaan kecil:
- Apa yang bisa dilakukan oleh wanita, tetapi tidak bisa dilakukan oleh pria?
- Maukah Anda menjadi Wanita? Dan melakukan semua hal tersebut diatas, dengan Rela dan Ikhlas?
Saya tidak menulis tentang persamaan hak Wanita dengan Pria
karena hal tersebut sudah tercapai (Kecuali mungkin di Pedalaman)
Saya tinggal di Jakarta, Indonesia
ketika saya kuliah samapai S2 dulu, sudah banyak wanita yang Kuliah S2, bahkan dosen saya ada yang wanita S3
Semua hal yang dilakukan Pria, sudah bisa dilakukan Wanita jaman sekarang
Ada yang jadi Polisi, tentara, pegulat, bina ragawan, Astronout bahkan
So, kalau saya ngomongin hal yang sudah tercapai (oleh perjuangan Ibu kartini)
malah jadi basi...
Tetapi yang saya tulis, adalah semacam "Penyadaran"
Hal-hal yang terlupakan oleh para pria...
Sudahkah Anda menyadarinya...?
Please, tolong berpikirlah secara POSITIF
Janganlah marah2 di page orang
Sudah jadi "Tamu tidak diundang"
Malah marah-marah di "rumah" orang lagi....
Kalau kata teman saya yang wanita: "ndak sopan" itu namanya....
:D
Saya memegang kata-kata Anda:
"Kalau soal Oom mau menulis pengalaman
hidup ibu dan istri sendiri sih aku gak bakalan
akan komentar."
Thank you!
:D
Hahaha.. Oom saya asumsikan orang Indonesia dan memakai bhs Indonesia
ReplyDeletepada saat perayaan RA Kartini menulis mengenai Kekuatan Wanita dengan
contoh istri dan ibu sendiri, kemudian diakhiri dengan Selamat Menyambut
Hari Kartini, kok ya masih mungkir dkatakan mengkaitkan dengan perjuangan
Kartini?
Ini kemungkinannya hanya ada dua, Oom memang menentang perjuangan
Kartini tapi dengan cara diam-diam (karena mungkin malu atau takut) atau
Oom tidak begitu paham dengan logika korelasi. Tentu saja yang terakhir
ini dapat saya maafkan.
Perlu Oom ketahui internet merupakan public domain. Ini seperti halnya
kalau Oom punya rumah di pinggir jalan kemudian gentengnya ditulisi
"Selamat Hari Kartini, mari wahai wanita seluruh dunia, ikuti istri saya untuk
NGOSEK WC sebab itulah kekuatan wanita",
Coba pikir oom, kira-kira apa reaksi umum yang melihat tulisan tsb?
Jadi jangan heran kalau ada orang yang melempar catatan kecil ke
halaman rumah Oom. Apakah perlu kulonuwun? Untuk apa? Wong
Oom mengiklankan diri sebagai pemilik rumah yang "rada sinting" kok?.
Kecuali kalau Oom menulis "Selamat Hari kartini, semoga setiap wanita
bisa meraih karier yang dicita-citakan dan silahkan mampir untuk
menikmati loenpia buatan saya" pasti saya akan kulonuwun.
Terakhir dari mana Oom tahu ada ratusan atau ribuan orang membaca
tulisan Oom? Mbok jangan GR to Oom. Apa benar ada gundul
(kepala) sebanyak itu yang muncul di halaman tulisan Oom tsb.. hihihi...
saya bayangkan lucu sekali. Kalau cuma saya saja yang protes itu
bisa karena kebanyakan orang Indonesia memang terdidik dan
terkondisi untuk bungkam.
Tapi Ibu RA Kartini itu nggak bungkam lho Oom. Beliau aktif menulis
banyak hal meskipun hidup hampir seratus tahun yang lalu.
Duuh, Koleris-nya.....
ReplyDelete:D